Selamat Datang di Blog Kami - "Mari Kita Ciptakan Hidup Bersahabat dengan Diabetes Melitus Melalui Pola Hidup Sehat" - Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Selasa, 06 November 2012

Hipoglikemia

Masuknya insulin ke dalam tubuh yang tidak diimbangi dengan konsumsi makanan dan olahraga dapat mengakibatkan terjadinya hipoglikemia, atau lebih sering disebut hipo. Umumnya, hipo dapat diatasi dengan konsumsi insulin, makanan, dan aktivitas seimbang.

Di awal penggunaan insulin, biasanya merasa agak aneh disebabkan oleh kadar gula darah yang rendah, yang dalam istilah medis disebut hipoglikemia atau hipo. Ketika gula darah turun pada level tertentu, biasanya pada 3 mmol/l, kerja otak akan terganggu. Karena mempunyai ketergantungan dengan glukosa, otak akan berhenti bekerja dan menyebabkan beberapa masalah seperti kaki lemah, pandangan kabur, kebingungan, sakit kepala, pingsan, dan tertawa terbahak-bahak. Hipoglikemia juga memicu hormon adrenalin, yakni hormon yang menyebabkan keluarnya keringat, detak jantung meningkat, dan kepanikan, serta kegelisahan. Keluhan yang sering dirasakan adalah pusing dan letih. Banyak orang yang susah untuk mengungkapkan perasaan mereka ketika terkena hipo, tetapi semua penyebabnya adalah karena gula darah rendah. Apabila merasa ada sesuatu yang ganjil dari diri anda, konsumsilah gula secepatnya. 

Apabila kita terserang hipo penanganannya sangat tergantung pada kondisi hipo yang terjadi pada anda. Pada tahap awal, penanganan yang paling tepat adalah makan tepat waktu. Sebelum makan utama, anda bisa mengonsumsi makanan ringan, seperti buah, sandwich, ataupun biscuit. 

Jika kondisi hipo cukup parah, anda harus segera minum minuman yang mempunyai karbohidrat yang cepat diserap oleh tubuh, seperti air gula, permen, cokelat atau lemonade. Anda juga bisa membawa tablet glukosa, seperti Dextro-Energy, saat bepergian. Setelah itu, anda bisa melanjutkan dengan makan sedikit sandwich, roti dasn biscuit.

Tabel gejala-gejala hipo
Penyebab
Gejala
Respon Adrenalin
Berkeringat
Jantung berdebar
Gemetar
Lapar
Gelisah
Otak kekurangan glukosa
Bingung atau sulit berpikir
Mengantuk
Perilaku yang aneh atau ganjil
Kesulitan dsalam berbicara
Tidak spesifik
Mual
Sakit kepala
Kelelahan

Puasa dan Diabetes

Bagi kaum muslim, berpuasa adalah suatu kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan dengan alas an apapun. Dengan demikian, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar diabetes tidak mengganggu puasa. 

Orang yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan akan mengalami perubahan tingkat gula darah yang bervariasi sebagai akibat perbedaan jumlah karbohidrat sebelum dan setelah menjalankan puasa. Jika mempunyai diabetes tipe 2, anda tidak dapat melakukan perawatan dengan diet puasa. Namun, ada perubahan pola makan yang akan berpengaruh pada diabetes anda. Jika menggunakan insulin, tablet sulfonilura, atau kombinasi keduanya, anda harus membicarakannya dengan dokter beserta efek dan cara mengontrolnya sebelum bulan puasa dimulai. 

Jika menggunakan sulfonilura tablet dan berpuasa selama bulan Ramadhan, anda bisa meminumnya 30 menit sebelum makan saat berbuka puasa. Anda juga tidak boleh melupakan sahur. Obat Repaglinide (NovoNorm) bisa sedikit membantu dan bisa diminum sebelum atau setelah makan.

Hemoglobin A1C

Selain terdapat dalam urine, glukosa juga terdapat dalam hemoglobin A. Dengan melakukan tes Hb A1C, seseorang dapat mengetahui kadar gula dalam darahnya.

Hemoglobin A1C merupakan pigmen darah merah yang bertugas menyalurkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Hb A1C dihitung dalam jumlah persentase dari total hemoglobin dengan metode tertentu. Hemoglobin tersebut bercampur dengan glukosa dalam proses kimiawi. Jumlah Hb A1C mewakili jumlah glukosa darah selama 120 hari.

Tes Hb A1C selama ini banyak berhasil dalam memberikan tingkat control terhadap diabetes. Tes tersebut menunjukkan jumlah rata-rata gula darah dalam 2-3 bulan. Angka normal dari satu klinik dengan lainnya masih membingungkan. Diabetes UK memberikan patokan angka yatiu 4,5 % dan 6,1 %, tetapi harus dicek sesuai dengan klinik anda. Seseorang dengan control diabetes yang buruk angka Hb A1C di atas 15 % dan antara 6,5 % -  7,5 %. Adapun orang yang kelebihan dosis insulin, memiliki nilai Hb A1C dibawah 6 %.
                
Tes fluktosamin hamper sama dengan tes Hb A1C tes tersebut digunakan untuk mengukur jumlah glukosa dalam darah yang terikat dalam protein pada plasma darah dan biaya tes tersebut lebih murah daripada tes Hb A1C. Angka normal dari satu klinik dengan lainnya berbeda-beda tergantung metode analisisnya. Namun, pada umumnya nilai tes dibawah angka 300 mmol/l merupakan angka normal. Untuk lebih jelasnya, tanyakan hal ini kepada klinik. Nampaknya dokter telah yakin pada kemampuan anda dalam mengontrol diabetes. Jika anda dapat terus mempertahankannya, tidak mustahil dokter hanya perlu bertemu anda sekali dalam setahun. Ceritakan pengalaman anda kepada pasien yang belum begitu berhasil dalam mengontrol diabetes dan jangan lupakan klinik yang telah membantu anda dalam mendapatkan kesuksesan dalam mengontrol diabetes.
                
Bila kita sudah melakukan diet ketat namun hasil tes Hb A1C masih tinggi Itu merupakan pengalaman yang berharga bagi anda supaya tidak salah dalam mengontrol diabetes. Tes Hb A1C menggambarkan jumlah rata-rata gula darah selama dua sampai tiga bulan. Usaha diet ketat yang anda lakukan sebelum berkunjung ke klinik mungkin bisa menurunkan tes gula darah, tatapi Hb A1C akan tetap tinggi.
                
Hb A1C yang rendah menunjukkan bahwa dalam beberapa tahap tertentu gula darah bisa berubah menjadi terlalu rendah dengan melakukan tes pada pukul 3 pagi, anda dapat mengetahui  tingkat gula darah pada waktu tersebut. Sebenarnya, tes tersebut dilakukan untuk mengetahui anda terkena hipo dalam malam hari atau tidak. Tes tersebut perlu dilakukan secara rutin.
                
Merupakan suatu hal yang wajar bila anda tidak menyukai anjuran dokter untuk menyuntikkan insulin. Namun, hal itu menunjukkan bahwa control diabetes anda masih buruk. Anda bisa minum glitazone. Obat tersebut bisa menurunkan Hb A1C anda hingga 7,5 %. Jika gagal, jalan satu-satunya adalah menghentikan insulin. Anda tidak perlu khawatir karena menyuntik insulin sangatlah mudah dan tidak menakutkan. Banyak orang yang telah membuktikan bahwa insulin mampu menurunkan gula darah dan mereka merasa lebih baik.

Pompa Insulin dan Pangkreas Buatan

Salah satu bentuk kemajuan teknologi yang berhubungan dengan diabetes adalah adanya sensor glukosa, pompa insulin, dan pangkreas buatan. Penggunaan ketiganya masih diperdebatkan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan peralatan elektronik kecil yang bisa ditanamkan dibawah kulit manusia dengan tujuan dapat mengontrol gula darah. Peralatan tersebut tidak bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Alat tersebut bukan hanya memiliki hasil yang belum akurat, tetapi juga membingungkan penderita tentang dosis insulin yang akan digunakan. 

Beberapa kabar menyebutkan bahwa ada cara pemantauan glukosa tanpa melalui pengambilan darah langsung. Namun, sebenarnya tidak sepenuhnya begitu. Teknik tersebut dilakukan dengan cara memasukkan jarum ke dalam kulit terlebih dahulu dan bisa digunakan dalam 3 hari. Pengambilan darah bisa dilakukan tiap beberapa menit. Teknik tersebut hanya bisa dilakukan oleh para medis dan diharapkan alat ini bisa dipakai masyarakat luas. Metode ini akan berguna jika hasilnya akurat sehingga bisa sesuai dengan dosis pompa insulin. Sayangnya, alat ini masih dalam penelitian dan diharapkan bisa digunakan penderita diabetes dalam beberapa tahun mendatang. 

Pompa insulin sudah bisa ditanamkan dalam tubuh seseorang. Alat tersebut masih dalam tahap uji coba dan hasilnya masih jauh dibawah standar. Alat tersebut ditanam dalam dinding abdomen tubuh dalam beberapa tahun. Salah satu contoh alat tersebut adalah MiniMed yang belum tersedia di Inggris ataupun di Amerika. Pompa insulin tersebut tidak dilengkapi dengan sensor glukosa, tetapi hanya bekerja sesuai perintah dengan penggunaan radio transmitter. Alat ini mampu memberikan suplai insulin sebelum acara makan. Isi ulang insulindilakukan dengan menyuntikkan insulin ke alat tersebut, sedangkan untuk penggantian baterai membutuhkan operasi kecil. Namun, alat tersebut sangatlah mahal dan memerlukan riset lebih lanjut. Biostator merupakan pangkreas buatan yang bisa mengukur gula darah secara terus menerus dasn bisa memberikan jumlah insulin sesuai dengan kebutuhan. Namun, ukuran alat tersebut masih sebesar mesin cuci dan rumit. Penelitian tersebut telah dilakukan selama beberapa tahun, tetapi para ahli belum berhasil membuat alat dengan ukuran yang lebih kecil sehingga belum bisa dipakai sampai saat ini.

Perkembangan Pada Teknologi Insulin

Tidak hanya obat, insulin pun mengalami perkembangan. Terdapat beberapa teknologi baru penggunaan insulin. Hampir 20 tahun insulin biosintesis telah menggantikan keberadaan insulin hewan. Insulin tersebut dibuat dengan cara memanipulasi genetika bakteri ataupun ragi yang bisa menghasilkan insulin yang sama sifatnya dengan insulin alami dari pangkreas manusia. Ada beberapa produk yang bisa dijadikan pilihan, diantaranya insulin reaksi pendek dan insulin reaksi panjang. 

Kini para ahli sedsang mencari cara supaya insulin tersebut bisa langsung bekerja menuju hati tempat proses produksi gula darah. Pada keadaan normal, insulin yang dihasilkan pancreas akan langsung menuju hati, sedsangkan insulin yang disuntikan tidak langsung menuju hati, tetapi melalui beberapa organ tubuh, seperti jantung, baru menuju ke hati. 

Insulin bisa diserap oleh membrane mukosa melalui hidung. Namun, hanya sedikit jumlah insulin yang mampu diserap dalam peredaran darah. Insulin dengan sitem droplet (liposome) bisa diserap melalui pencernaan makanan tanpa ikut tercerna bersama makanan. Namun, proses penyerapan insulin ke darah tidak mudah diprediksi. 

Insulin inhaler merupakan insulin yang bisa dihirup melaui hidung, tetapi harganya sangatlah mahal. Beberapa perusahaan mengembangkan insulin yang dapat langsung menuju jantung dengan harga yang terjangkau. 

Ada beberapa insulin yang bisa dipakai melalui mulut dan dihirup melalui hidung, tetapi banyak isu yang masih kontroversial tentang jenis insulin tersebut, yakni sebagai berikut: 

- Pasien harus mengetahui dosis jenis insulin dangan tepat. 
- Insulin inhaler biasanya memerlukan dosis yang besar. 
- Pasien tidak mengetahui dampak jika insulin dikonsumsi dalam jumlah besar. 
- Insulin inhaler belum mampu menggantikan insulin suntik. 
- Peralatan tersebut harus praktis dan dengan harga terjangkau.

Pengobatan Diabetes

Pengobatan Medis

Yang dimaksud pengobatan medis adalah pengobatan dengan disiplin kedokteran. Obat medis dapat dibagi dalam beberapa golongan: 

SULFONILUREA Golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi dengan cara merangsang keluarnya insulin dari sel b Pankreas. Dengan demikian bila pankreas sudah rusak dan tidak dapat memproduksi insulin lagi maka obat ini tidak dapat digunakan. Karena itu obat ini tidak berguna bagi penderita diabetes millitus tipe I. Namun, akan berkhasiat bila diberikan pada pasien diabetes millitus tipe II yang mempunyai berat badan normal.Penggunaan obat golongan sulfonilurea pada yang gemuk dan obesitas harus hati-hati. Karena mungkin kadar insulin dalam darah sudah tinggi (hiperinsulinemia). Hanya saja insulin yang ada tidak dapat bekerja secara efektif. Pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas, pemberian obat golongan ini akan memacu pankreas mengeluarkan insulin lebih banyak lagi. Akibatnya keadaan hiperinsulmnemia menjadi lebih tinggi. Ini berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. 

BIGUANID Obat golongan biguanid bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh tubuh sendiri. Obat ini tidak merangsang peningkatan produksi insulin sehingga pemakaian tunggal tidak menyebabkan hipoglikemia.Obat golongan biguanid dianjurkan sebagai obat tunggal pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas (BBR> 120%). Untuk penderita diabetes mellitus yang gemuk (BBR> 110%) pemakaiannya dapat dikombinasikan dengan obat golongan sulfonilunea.Efek samping yang sering terjadi dari pemakaian obat golongan biguanid adalah gangguan saluran cerna pada hari-hari pertama pengobatan. Untuk menghindarinya, disarankan dengan dosis rendah dan diminum saat makan atau sesaat sebelum makan. Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan memakai obat golongan ini. 

ACARBOSE Acarbose bekerja dengan cara memperlambat proses pencernaan karbohidrat menjadi glukosa. Dengan demikian kadar glukosa darah setelah makan tidak meningkat tajam. Sisa karbohidrat yang tidak tercerna akan dimanfaatkan oleh bakteri di usus besar, dan ini menyebabkan perut menjadi kembung, sering buang angin, diare, dan sakit perut.Pemakaian obat ini bisa dikombinasi dengan obat golongan sulfonilurea atau insulin, tetapi bila terjadi efek hipoglikemia hanya dapat diatasi dengan gula murni yaitu glukosa atau dextrose. Gula pasir tidak bermanfaat.Acarbose hanya mempengaruhi kadar gula darah sewaktu makan dan tidak mempengaruhi setelah itu. Obat ini tidak diberikan pada penderita dengan usia kurang dan 18 tahun, gangguan pencernaan kronis, maupun wanita hamil dan menyusui. Acarbose efektif pada pasien yang banyak makan karbohidrat dan kadar gula darah puasa lebih dari 180 mg/dl.
Olahraga bagi penderita diabetes tidak perlu ber jam-jam. Cukup dilakukan secara rutin dalam 30 menit selama 5-7 hari dalam seminggu.mulailah dengan 10 menit petama kemudian tiap minggu ditingkatkan 5 menit dan akhrinya mencapai 30 menit. dikutip dari http://.id.shvoong.com/macam-macam penyakit/diabetes. 

INSULIN Insulin diinjeksikan sebagai obat untuk menutupi kekurangan insulin tubuh (endogen) karena kelenjar sel b pankreas tidak dapat mencukupi kebutuhan yang ada. Pengobatan dengan insulin berdasarkan kondisi masing-masing penderita dan hanya dokter yang berkompeten memilih jenis serta dosisnya. Untuk itu insulin digunakan pada pasien diabetes millitus tipe I. Penderita golongan ini harus mampu meyuntik insulin sendiri. 

Untuk sebagian penderita diabetes millitus tipe II, juga membutuhkan pemakaian insulin. Indikasi berikut menunjukkan bahwa penderita perlu menggunakan insulin. 

· Kencing manis dengan komplikasi akut seperti misalnya ganggren. 
· Ketoasidosis dan koma lain pada penderita. 
· Kencing manis pada kehamilan yang tidak terkendali dengan perencanaan makan. 
· Berat badan penderita menurun cepat. 
· Penyakit diabetes mellitus yang tidak berhasil dikelola dengan tablet hipoglikemik dosis maksimal. 
· Penyakit disertai gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. 

Insulin yang memiliki daya kerja 24 jam (Long acting insuline). 

Ada berbagai jenis insulin, yaitu Insulin Kerja Cepat (Short acting insuline), Insulin Kerja Sedang (Intermediate acting insuline) dan Insulin Premiks (Premixing insuline) yang merupakan campuran Short acting insuline dan Intermediate acting insuline. Ada juga insulin yang memiliki daya kerja 24 jam (Long acting insuline). 


Pengobatan Tradisional 

Pengobatan tradisional, pengobatan dengan menggunakan bahan dari tanaman berkhasiat obat sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Secara umum paham ini disebut herbalisme, yaitu satu usaha memperbaiki fungsi tubuh dengan menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan, baik berasal dari satu tumbuhan ataupun dari ramuan beberapa tumbuhan. Dalam herbalisme ada prinsip dasar, yaitu menggunakan tumbuhan secara utuh. Jadi bukan mengambil zat yang bermanfaat untuk penyakit tertentu saja atau bahkan meggunakan campuran-campuran bahan sintetik. Pembuatan obat tradisional ini cukup sederhana, sehingga siapa saja yang mau mempelajarinya tentu dapat mengolahnya. http://naturindonesia.com/diabetes-militus/pengobatan-dm.html



OLAHRAGA YG COCOK UNTUK PEDERITA DIABETES 

Menurut Dr.Irfanuddin SpKO menyarankan penderita diabetes menghindari olahraga yang mengundang resiko cidera, seperti angkat beban. Olah raga yang disarankan bagi penderita diabetes ada empat jenis: 

1. Jogging 
2. Jalan kaki 
3. Senam 
4. Renang 

Selain dari olahraga tersebut penderita diabetes tak disarankan melakukannya. Umumnya penderita diabetes juga disarankan melakukan olahraga seperti senam kaki atau senam khusus yang diberi nama senam sepuluh menit.pada intinya olahraga yang aman bagi penderita diabetes adalah olahraga yang sifatnya aerobik. 

Pasien diabetes dianjurkan mengecek kondisinya sebelum berolahraga. Terutama untuk mengetahui kondisi kadar gula darah si penderita. Penderita yang kadar gula darahnya sedang melonjak tinggi, hingga 300ml/dl, dianjurkan untuk tak melakukan olahraga dulu, jika hal ini dilanggar akan menimbulkan reaksi hormonal yang justru bisa menekan produksi insulin, maka dapat kita bayangkan akibatnya yang akan terjadi gula darah bukannya menurun malah sebaliknya gula dara melonjak naik. 

Karena itu, umumnya penderita diabetes disarankan untuk mengontrol kondisi gula darah mereka sebelum, sedang serta setelah melakukan olahraga. Karena, aktivitas tersebut bisa membawa pengaruh terhadap kondisi gula darah penderita diabetes, hingga 24 jam sesudahnya. Pada umumnya risiko akibat olahraga ini sering terjadi pada penderita diabetes diatas 50 tahun . “dikutip dari www.hidupbersamadiabetes.com/olahraga-yang-cocok-bagi-penderita-diabetes”.

Diabetes Pada Kehamilan

Apakah gestational diabetes itu?

Ada, jenis diabetes lain selain tipe 1 dan tipe 2 yaitu diabetes pada kehamilan yang disebut gestational diabetes. Wanita penderitanya umumnya bukan pengidap diabetes sebelum hamil. Biasanya baru diketahui pada usia kehamilan bulan keempat ke atas. Setelah persalinan, umumnya glukosa darah akan kembali normal. Namun lebih dari 50% wanita hamil dengan gestational diabetes, di kemudian hari mengidap diabetes tipe 2 jika tidak waspada menjaga diri.

Di Amerika 4% wanita hamil menderita gestational diabetes, yaitu sekitar 135.000 orang setiap tahun. Penyebab pastinya, tidak diketahui. Namun para peneliti di Amerika mencoba memperkirakan penyebabnya. Sebagaimana diketahui, janin dihidupi oleh plasenta. la bisa hidup dan berkembang dari kiriman makanan dari tubuh ibunya lewat plasenta. Hormon yang terkirim lewat plasenta membuat janin berkembang semakin besar. Tetapi, menurut para peneliti, hormon tersebut juga menghambat kerja insulin dalam tubuh ibunya.Kondisi ini disebut resistensi insulin. Resistensi insulin menyulitkan tubuh sang ibu untuk menggunakan insulin. Akibatnya kadar gula dalam darah sang ibu meningkat.

Gestational diabetes dimulai ketika tubuh tidak mampu memproduksi dan menggunakan insulin yang dibutuh-kan dalam proses kehamilan. Tanpa cukup insulin, glu­kosa tidak bisa memasuki sel dan tetap berada dalam peredaran darah. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang tinggi yang disebut hiperglikemia.

Walau gestational diabetes hanya terjadi pada 2—5% kehamilan, namun para ibu tersebut sebaiknya waspada untuk selalu mengontrol gula darahnya agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi.

Meskipun bayi yang dilahirkan dari ibu yang meng­idap diabetes tidak mengalami cedera, namun bisa dilihat bahwa bayi tersebut mempunyai berat badan lebih tinggi dari rata-rata bayi yang baru lahir.

Namun perlu diperhatikan, kondisi gestational diabetes yang tidak terkontrol memang bisa mencederai janin. Ibu yang mengidap gestational diabetes, pankreasnya bekerja keras memproduksi insulin, namun insulin tersebut tetap tidak mampu menurunkan kadar gula darah sang ibu. Meskipun insulin tidak dapat melewati plasenta, glukosa dan nutrisi lainnya tetap bisa melewatinya. Dengan demikian, gula darah yang berlebihan tersebut akan menembus plasenta menyebabkan kadar gula darah janin tinggi. Ini menyebabkan pankreas janin bekerja keras memproduksi insulin untuk mengurangi kadar gula dalam darahnya. Untuk itu janin membutuhkan energi ekstra yang didapatnya dari kiriman lemak. Ini menyebabkan kondisi yang disebut macrosomia atau fat baby yaitu berat tubuh bayi ketika dilahirkan lebih berat atau lebih gemuk dari bayi umumnya.

Bayi yang dilahirkan dengan berat badan berlebih, mempunyai masalah kesehatan tersendiri, salah satunya adalah cedera pada bahu ketika proses kelahiran. Selain itu, bayi tersebut yang lahir dengan kadar insulin tinggi, menekan kadar gula darah menjadi sangat rendah saat dilahirkan. Akibatnya, berisiko mengidap masalah pernapasan.

Bayi yang dilahirkan dengan kadar insulin tinggi, berisiko tumbuh menjadi anak/dewasa yang menderita obesitas. Sedangkan ibunya berisiko menderita diabetes tipe 2, walau setelah melahirkan kadar gulanya menurun menjadi normal.

Pencegahan Diabetes

1. Lakukan lebih banyak aktivitas fisik

Ada banyak manfaat berolahraga secara teratur. Latihan olahraga dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh Anda terhadap insulin, yang membantu menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada pria yang diikuti selama 10 tahun, untuk setiap 500 kkal yang dibakar per minggu melalui latihan, ada penurunan 6% risiko relatif untuk pengembangan diabetes. Penelitian itu juga mencatat manfaat yang lebih besar pada pria yang lebih gemuk.
Dengan meningkatkan olahraga, tubuh menggunakan insulin lebih efisien sampai 70 jam setelah latihan. Jadi, berolahraga 3-4 kali seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang. Penelitian menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan ketahanan dapat membantu mengendalikan diabetes, tapi manfaat terbesar berasal dari program fitness yang meliputi keduanya. Perlu dicatat bahwa banyak manfaat olahraga yang independen terhadap penurunan berat badan. Namun, bila dikombinasikan dengan penurunan berat badan, keuntungannya meningkat secara substansial.

2. Dapatkan banyak serat dalam makanan


Makanan berserat tidak hanya mengurangi risiko diabetes dengan meningkatkan kontrol gula darah tetapi juga menurunkan resiko penyakit jantung dan menjaga berat badan ideal dengan membantu Anda merasa kenyang. Makanan tinggi serat antara lain buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan umbi-umbian. Salah satu makanan tinggi serat yang terbukti dapat mengendalikan diabetes adalah dedak padi atau bekatul.

3. Makanlah kacang-kacangan dan biji-bijian


Meskipun tidak jelas mengapa, biji-bijian dapat mengurangi risiko diabetes dan membantu menjaga kadar gula darah. Dalam sebuah studi pada lebih dari 83.000 perempuan, konsumsi kacang-kacangan (dan selai kacang) tampaknya menunjukkan beberapa efek perlindungan terhadap pengembangan diabetes. Wanita yang mengonsumsi lebih dari lima porsi satu ounce kacang per minggu menurunkan resiko terkena diabetes dibandingkan wanita yang tidak mengonsumsi kacang sama sekali.

4. Turunkan berat badan


Sekitar 80% penderita diabetes kegemukan dan kelebihan berat badan. Jika Anda kelebihan berat badan, pencegahan diabetes dapat bergantung pada penurunan berat badan. Setiap kg Anda kehilangan berat badan dapat meningkatkan kesehatan Anda. Dalam sebuah penelitian, orang dewasa yang kegemukan mengurangi risiko diabetes mereka sebesar 16 persen untuk setiap kilogram berat badan yang hilang. Juga, mereka yang kehilangan sejumlah berat setidaknya 5 sampai 10 persen berat badan awal dan berolahraga secara teratur mengurangi risiko diabetes hampir 60 persen dalam tiga tahun.

5. Perbanyak minum produk susu rendah lemak


Data mengenai produk susu rendah lemak tampaknya berbeda-beda, tergantung apakah Anda gemuk atau tidak. Pada penderita obesitas, semakin banyak susu rendah lemak yang dikonsumsi, semakin rendah risiko sindrom metabolik. Secara khusus, mereka yang mengonsumsi lebih dari 35 porsi produk susu tersebut seminggu memiliki risiko jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari 10 porsi seminggu. Menariknya, hubungan ini tidak begitu kuat pada orang yang ramping.

6. Kurangi lemak hewani


Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 42.000 orang, diet tinggi daging merah, daging olahan, produk susu tinggi lemak, dan permen, dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes hampir dua kali dari mereka yang makan diet sehat. Hal ini independen terhadap berat badan dan faktor-faktor lain.

7. Kurangi konsumsi gula


Konsumsi gula saja tidak terkait dengan pengembangan diabetes tipe 2. Namun, setelah disesuaikan dengan berat badan dan variabel lainnya, tampaknya ada hubungan antara minum minuman sarat gula dan pengembangan diabetes tipe 2. Wanita yang selalu minum satu atau lebih minuman bergula sehari memiliki hampir dua kali lipat risiko terkena diabetes daripada wanita yang hanya kadang-kadang atau tidak minum minuman bergula.

8. Berhenti merokok


Merokok tidak hanya berkontribusi pada penyakit jantung dan menyebabkan kanker paru-paru tetapi juga terkait dengan pengembangan diabetes. Merokok lebih dari 20 batang sehari dapat meningkatkan risiko diabetes lebih dari tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. Penyebab pasti untuk hal ini belum diketahui dengan baik. Kemungkinan merokok secara langsung menurunkan kemampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin. Selain itu, ada hubungan antara merokok dan distribusi lemak tubuh. Merokok cenderung mendorong bentuk tubuh “apel” yang merupakan faktor risiko untuk diabetes.

9. Hindari lemak trans


Hindari mengonsumsi lemak trans (minyak sayur terhidrogenasi) yang banyak digunakan pada produk olahan dan makanan cepat saji. Minyak tersebut berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe- 2.

10. Dapatkan dukungan



Dapatkan teman, keluarga atau kelompok yang membantu Anda dalam mencegah diabetes. Mereka dapat mendukung Anda dalam mempertahankan gaya hidup sehat baru Anda. http://majalahkesehatan.com/10-tips-mencegah-diabetes-mellitus/

Gejala-Gejala Diabetes

Gejala diabetes melitus yang umum di temui atau tanda-tanda diabetes melitus adalah sebagai berikut :

1. Frekuensi buang air kencing meningkat

Ini disebabkan karena glukosa dalam darah yang berlebih. Karena kadar insulin yang sedikit menyebabkan ginjal tidak bekerja optimal dalam menyaring glukosa untuk kembali ke darah. Jika hal ini terjadi maka kandung kemih kita akan cepat penuh inilah kenapa frekuensi buang air kencing kita meningkat.
2. Rasa haus yang sering

Ini di sebabkan karena kita sering buang air kencing, seperti yang di jelaskan di atas. Air dalam darah kita di ambil untuk menghancurkan glukosa dikarenakan glukosa yang susah untuk dihancurkan. Maka air dalam tubuh kita akan banyak yang hilang, untuk mengatasinya maka kita akan sering minum air.
3. Penurunan pada berat badan

Terutama terjadi pada penderita diabetes tipe 1 “faktor genetic”. Pankreas pada penderita diabates berhenti membuat insulin akibat serangan virus pada sel-sel pankreas atau respons autoimun yang membuat tubuh menyerang sel-sel yang memproduksi insulin. Akibatnya tubuh akan kesulitan mencari sumber energi karena sel-sel tidak memperoleh glukosa. Kemudian tubuh mulai memecah jaringan otot dan lemak untuk energi sehingga berat badan terus menyusut.
Pada penderita diabetes tipe 2 “faktor perubahan gaya hidup”, penurunan berat badan terjadi secara bertahap dengan peningkatan resistensi insulin sehingga penurunan berat badan tidak begitu terlihat.
4. Menjadi mudah lelah

Karena produksi glukosa terhambat sehingga sel-sel makanan dari glukosa yang harusnya didistribusikan ke semua sel tubuh untuk membuat energi jadi tidak berjalan. Karena sel energi tidak mendapat asupan sehingga orang akan merasa cepat lelah.
5. Sering kesemutan di kaki dan tangan

Gejala ini disebut neuropati. Terjadi secara bertahap dari waktu ke waktu karena glukosa dalam darah tinggi akan merusak sistem saraf. Pada penderita diabetes tipe 2 kejadiannya secara bertahap, dan orang-orang sering tidak menyadari bahwa itu salah satu pertanda. Kondisi gula darah tinggi kemungkinan telah terjadi beberapa tahun sebelum diagnosa. Kerusakan saraf dapat menyebar tanpa pengetahuan kita. http://obatherbals.biz/gejala-diabetes-melitus/

Penyebab Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis mempunyai beberapa faktor pemicu penyakit tersebut, antara lain: 


1. Pola Makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.



2. Obesitas (kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.



3. Faktor Genetis

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.



4. Bahan-Bahan Kimia dan Obat-Obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.



5. Penyakit dan infeksi pada pankreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.



6. Pola Hidup

Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas.



Faktor-faktor di atas adalah sebagian contoh dari penyebab diabetes mellitus, sebenarnya masih banyak sekali faktor-faktor pemicu diabetes mellitus. Dengan menerapkan pola makan dan pola hidup yang sehat merupakan pencegahan awal penyakit diabetes mellitus. Mulailah pola makan dan pola hidup sehat dari sekarang!

Jenis Diabetes

Memang ada beberapa macam penyakit diabetes: diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes pada kehamilan atau disebut juga gestational diabetes, dan kelompok diabetes sekunder (yaitu diabetes sebagai akibat penyakit lain yang mengganggu atau memengaruhi kerja insulin. Penyebab diabetes sekunder adalah: radang pankreas, gangguan kelenjar adrenal, penggunaan hor­mon kortikosteroid, pemakaian obat antihipertensi dan antikolesterol, malnutrisi, dan infeksi), dan diabetes pada lansia.

Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 juga disebut insulin-dependent diabetes karena penderitanya bergantung pada insulin. Setiap hari insulin disuntikkan ke dalam tubuh si penderita untuk memenuhi kebutuhan insulin tubuh. Diabetes tipe 1 bisa diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Diabetes tipe 1 biasanya juga merupakan penyakit otoimun, yaitu penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada sistem imun atau kekebalan tubuh yang berakibat rusaknya pankreas. Rusaknya pankreas juga bisa disebabkan faktor genetik (keturunan), infeksi virus, atau malnutrisi. Pankreas adalah organ yang memproduksi hormon insulin.

Diabetes tipe 1 ditemukan pada 5 — 10% penderita diabetes. Di Indonesia diperkirakan 2—3% penderita diabetes adalah tipe 1. Namun jumlah itu tidak pasti, karena kemungkinan besar banyak penderita yang tidak terdeteksi sampai penderitanya mengalami komplikasi dan keburu tidak tertolong dan meninggal.

Penyakit ini biasanya muncul pada anak-anak dan remaja, pria maupun wanita.Gejalanya bisa muncul mendadak, lalu terjadi koma jika tidak segera mendapat pertolongan dengan suntikan insulin.


Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 paling sering ditemui. Biasanya diderita oleh orang dewasa usia di atas 40 tahun.

Tetapi ada juga penderita diabetes tipe 2 yang baru berusia 20-an. Sekitar 90—95% diabetesi adalah dari jenis tipe 2. Diabetes tipe 2 biasanya tidak membutuhkan suntikan insulin tetapi membutuhkan obat untuk mem-perbaiki fungsi insulin (fungsi insulin adalah menurun-kan kadar gula darah dengan cara membawanya masuk ke sel-sel, memperbaiki pengolahan glukosa dalam organ hati, dan lain-lain).

Terjadinya diabetes tipe 2 disebabkan jaringan tubuh dan otot penderita tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin (disebut resistensi insulin atau insulin resistance) yang menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel dan tertimbun dalam peredaran darah. Ini biasanya terjadi pada pasien yang obesitas.

Apa Itu Diabetes???


Pengertian Diabetes Mellitus adalah istilah untuk sebuah penyakit yang di Indonesia dikenal dengan nama penyakit gula atau kencing manis, istilah ini berasal dari bahasa Yunani. Diabetes artinya mengalir terus, mellitus artinya madu atau manis. Jadi istilah ini menunjukkan tentang keadaan tubuh penderita, yaitu cairan manis yang mengalir terus. Penyakit Diabetes mellitus ini biasa timbul secara mendadak pada anak-anak dan orang dewasa muda. “Dikutip dari http:.//edanelink.wordpress.com/2009/01/31pengertian-diabetes-mellitus

Menurut beberapa ahli:

Brunner dan Suddarth, 2002. : “Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia”.

Price and Wilson : “Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis danklinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat”.

Arjatmo, 2002 : ”Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif “.  http://id.scribd.com/doc/55169602/Makalah-Diabetes-Melitus

Diabetes merupakan penyakit kronis yang paling sering ditemukan di abad ini. Menurut penelitian WHO pada tahun 2000 diperkirakan 2,1% penduduk dunia menderita diabetes, sekitar 60% terdapat di Asia. Sedang­kan data di Indonesia diperkirakan 1,2-2,3% jumlah penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas menderita diabetes. Diperkirakan pada tahun 2000 ada 8,4 juta penderita diabetes di Indonesia. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Angka tersebut diketahui cenderung meningkat setiap tahun seiring dengan meningkatnya Pertumbuhan ekonomi. Yang jelas, disinyalir beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan pasien diabetes Pada usia di atas 45 tahun. Itu yang tercatat dari pasien diabetes yang datang berobat maupun yang tercatat tidak sengaja disebabkan pasien datang bukan dengan keluhan diabetes. Diperkirakan lebih banyak lagi (sekitar 50%) yang tidak tercatat karena tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit tersebut. Gejala penyakit diabetes memang tidak khas, sehingga sering kali terabaikan.