Ada,
jenis diabetes lain selain tipe 1 dan tipe 2 yaitu diabetes pada kehamilan yang
disebut gestational diabetes. Wanita penderitanya umumnya bukan pengidap
diabetes sebelum hamil. Biasanya baru diketahui pada usia kehamilan bulan
keempat ke atas. Setelah persalinan, umumnya glukosa darah akan kembali normal.
Namun lebih dari 50% wanita hamil dengan
gestational diabetes, di kemudian hari mengidap diabetes tipe 2 jika tidak
waspada menjaga diri.
Di
Amerika 4% wanita hamil menderita gestational diabetes, yaitu sekitar 135.000
orang setiap tahun. Penyebab pastinya, tidak diketahui. Namun para peneliti di
Amerika mencoba memperkirakan penyebabnya. Sebagaimana diketahui, janin
dihidupi oleh plasenta. la bisa hidup dan berkembang dari kiriman makanan dari
tubuh ibunya lewat plasenta. Hormon yang terkirim lewat plasenta membuat janin
berkembang semakin besar. Tetapi, menurut para peneliti, hormon tersebut juga
menghambat kerja insulin dalam tubuh ibunya.Kondisi ini
disebut resistensi insulin. Resistensi insulin menyulitkan tubuh sang ibu untuk
menggunakan insulin. Akibatnya kadar gula dalam darah sang ibu meningkat.
Gestational
diabetes dimulai ketika tubuh
tidak mampu memproduksi dan menggunakan insulin yang dibutuh-kan dalam proses
kehamilan. Tanpa cukup
insulin, glukosa tidak bisa memasuki sel dan tetap berada dalam peredaran
darah. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang tinggi yang
disebut hiperglikemia.
Walau
gestational diabetes hanya terjadi pada 2—5% kehamilan, namun para ibu tersebut
sebaiknya waspada untuk selalu mengontrol gula darahnya agar tidak terjadi
komplikasi-komplikasi.
Meskipun
bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengidap diabetes tidak mengalami cedera,
namun bisa dilihat bahwa bayi tersebut mempunyai berat badan lebih tinggi dari
rata-rata bayi yang baru lahir.
Namun
perlu diperhatikan, kondisi gestational diabetes yang tidak terkontrol memang
bisa mencederai janin. Ibu yang mengidap gestational diabetes, pankreasnya
bekerja keras memproduksi insulin, namun insulin tersebut tetap tidak mampu
menurunkan kadar gula darah sang ibu. Meskipun insulin tidak dapat melewati
plasenta, glukosa dan nutrisi lainnya tetap bisa melewatinya. Dengan demikian,
gula darah yang berlebihan tersebut akan menembus plasenta menyebabkan kadar
gula darah janin tinggi. Ini menyebabkan pankreas janin bekerja keras
memproduksi insulin untuk mengurangi kadar gula dalam darahnya. Untuk itu janin membutuhkan energi
ekstra yang didapatnya dari kiriman lemak. Ini menyebabkan kondisi yang disebut
macrosomia atau fat baby yaitu berat tubuh bayi ketika dilahirkan lebih berat
atau lebih gemuk dari bayi umumnya.
Bayi yang
dilahirkan dengan berat badan berlebih, mempunyai masalah kesehatan tersendiri,
salah satunya adalah cedera pada bahu ketika proses kelahiran. Selain itu, bayi
tersebut yang lahir dengan kadar insulin tinggi, menekan kadar gula darah
menjadi sangat rendah saat dilahirkan. Akibatnya, berisiko mengidap masalah
pernapasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar